Sabtu, 09 April 2016

Alergi Dapat Menghambat Pertumbuhan Anak

Adakalanya bayi atau anak-anak mengalami reaksi pada tubuhnya setelah makan atau minum. Bisa jadi reaksi tersebut merupakan alergi. Alergi terhadap suatu makanan biasanya dapat membuat tubuh penderitanya mengalami gumoh, muntah, diare berulang, hingga sulit makan.


Bagi bayi dan anak-anak yang sedang berada dalam fase pertumbuhan, perlu mendapatkan asupan nutrisi yang baik. Misalnya alergi protein telur. Maka orang tua perlu mencari nutrisi protein dari sumber yang lain. Demkian seperti yang dijelaskan dari dokter spesialis anak Rini Sekartini dalam acara Nutritalk Sarihusada di Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Selain alergi pada makanan, bayi dan anak juga bisa alergi terhadap protein susu sapi. Karena tidak bisa memberikan susu sapi, maka orang tua perlu mencari pengganti nutrisi susu sapi. Untuk bayi, nutrisi terbaik tetaplah ASI. Bila diketahui bayi alergi terhadap susu protein sapi, maka si Ibu juga perlu menghindari mengkonsumsi protein susu sapi, agar bayi terhindar dari alergi protein susu sapi. 

Bayi yang tidak mendapatkan ASI berkelanjutan dapat meminum susu formula hidrolisat parsial untuk pencegahan alergi. Dan susu hidrolisat ekstensif sebagai pengobatan terhadap alergi. Kedua susu dapat dikonsumsi hingga bayi berusia 4 - 6 bulan. Bagi anak-anak selain ASI juga dapat meminum susu formula hypo allergenic, bukan susu formula standar biasa. 

Alergi biasanya merupakan penyakit keturunan. Artinya bila salah satu dari orang tua atau keduanya memiliki riwayat alergi, maka anaknya pun punya peluang untuk terkena alergi. Orang tua yang menyadari semenjak dini anaknya rawan alergi sebaiknya berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga agar anak dapat tumbuh secara optimal, berat dan tinggi anak dapat tumbuh dengan baik.

"Jika pertumbuhannya bagus, anak usia satu tahun, beratnya jadi tiga kali berat lahir," ujar konsultan tumbuh kembang anak ini. Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, Sp. A (K) dari Divisi Alergi-Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar