Minggu, 01 November 2015

Kemarau Panjang, PLN Kurang Pasokan Listrik

Musim kemarau yang berlangsung panjang tahun akhirnya merembet ke beberapa Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA). Kemarau, membuat pasokan listrik dari beberapa pusat pembangkit berkurang.


Dua PLTA yang terkena imbasnya adalah PLTA Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, dan PLTA Saguling di Bandung, Jawa Barat. Menurut siaran pers yang Beritagar.id terima, Jumat (30/10), PLTA Cirata dengan kapasitas 1000 Mega Watt (MW) dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk terbatas. Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto menyatakan, air lebih diutamakan untuk pengairan pertanian. Beberapa PLTA juga mengalami gangguan serupa.

Akibatnya, saat beban puncak, antara pukul 18.00 - 22.00 waktu setempat, pasokan listrik berkurang. Sehingga ada pemadaman di beberapa lokasi secara bergilir maksimal selama tiga jam setiap kali pemadaman. Pada saat yang sama sejak 28 Oktober dini hari terjadi gangguan pada main transformer PLTU Paiton unit 7 & 8 kapasitas 1200 MW yang dioperasikan oleh Pailton Energy Company (PEC).

Saat beban sedang puncak, kekurangan pasokan listrik di Jawa dan Bali mencapai sekitar 1000 MW. Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW. "Ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan jika perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan," ujar Bambang lewat siaran persnya.

Akibat dari kondisi ini, dua hari terakhir ini terjadi defisit di Jawa dan Bali sekitar 1000 MW di saat beban puncak. Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW. Ada kekurangan pasokan ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan, jika perbaikan beberapa pembangkit terlambat.

PLN berharap pelanggan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak diperlukan, terutama saat beban listrik sedang puncak-puncaknya.

Menurut Kementerian EDSM, PLTA Cirata, di Purwakarta, Jawa Barat, adalah PLTN dengan kapasitas terbesar di Asia Tenggara. Total kapasitas terpasang di PLTA Cirata adalah 1.008 Megawatt (MW). PLTA yang pertama kali diioperasikan pada 1988 itu mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh per tahun. Listrik yang dihasilkan disalurkan ke Jawa-Madura-Bali melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV.

Dalam catatan BMKG, keringnya sumber mata air di waduk dan bendungan macam ini disebut sebagai kekeringan hidrologis. Di mana kekeringan ini ditandai dengan berkurangnya sumber air di sunga, waduk, danau atau sumber air tanah lainnya. Di NTB, kondisi ini ditandai dengan susutnya cadangan air di bendungan Batujai, sejak Agustus 2015.

Tulisan ini dari Beritagar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar