Senin, 02 November 2015

Tidur Yang Terputus Akan Merusak Mood Positif

Sebuah studi menemukan fakta bahwa tidur yang terputus-putus lebih buruk daripada tidur singkat.


Para peneliti dari sekolah kedokteran Johns Hopkins University menyebutkan terbangun beberapa kali dalam semalam lebih merusak mood daripada kekurangan tidur karena hanya punya kesempatan memejamkan mata sebentar saja. Demikian kesimpulan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep edisi terbaru.

"Ketika tidur Anda terganggu pada malam hari, Anda tidak bisa mendapatkan semua tahapan tidur untuk sampai pada tidur gelombang-lambat yang merupakan kunci dari perasaan pulih," kata Patrick Finan, seorang ahli tingkah laku, seperti dikutip Today.com.

Para ilmuwan mengumpulkan dan menganalisis data dari 62 orang wanita dan pria yang secara acak menjalani tiga kondisi tidur yang berbeda-beda dalam sebuah ruang riset. Ketiga kondisi yang dimaksud adalah tiga malam berturut-turut dipaksa bangun, tidur tanpa disela kegiatan apapun, dan tidur terlambat.

Business-Standard.com menyebutkan para peneliti mendapati peserta percobaan tidur terlambat dan mereka yang dipaksa bangun dari tidurnya menunjukkan adanya mood negatif yang tinggi dan mood positif yang rendah pada malam pertama. Hal itu ditunjukkan dengan kuesioner asesmen mood yang dilakukan sebelum waktu tidur. Para peserta percobaan dimintai pendapat mereka tentang sekuat apa perasaan emosi negatif dan positif yang mereka miliki seperti marah atau riang.

Menurut Fox News, para peneliti menemukan adanya perbedaan penting yang muncul pada malam kedua. Kelompok yang dipaksa bangun mengalami penurunan mood positif sebanyak 31 persen, dan kelompok yang tidur terlambat mengalami penurunan mood positif sebanyak 12 persen dibandingkan pada malam pertama.

Para peneliti menambahkan bahwa mereka tidak ada perbedaan nyata dalam mood negatif pada dua kelompok itu pada tiga hari percobaan, artinya tidur yang terputus-putus mengganggu mood positif.

Selain itu Finan mengatakan bahwa studi itu juga menunjukkan adanya dampak tidur terputus terhadap mood positif dapat terakumulasi karena perbedaan antara kedua grup muncul pada hari kedua dan berlanjut sampai pada hari ketiga.

"Bisa dibayangkan betapa sulitnya orang-orang yang menderita gangguan tidur karena mereka tidak bisa tidur pulas," kata Finan kepada EurekAlert.org

Tulisan ini dari Beritagar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar